Comments

Random Post

Saturday, 9 November 2013

HADIST TENTANG PERSAUDARAAN ISLAM (LA TAHASSADU)



MAKALAH

HADIST TENTANG PERSAUDARAAN ISLAM
(LA TAHASSADU)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadits
Dosen Pengampu: Hj. Umma Farida, Lc, MA.




Disusun oleh :
Kelompok VII
Imam Djazuli
M. Sodikin
Umi Fatchiyah
Untung Ali Romdon
Zaenal Arifin

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SULTAN FATAH DEMAK
TAHUN 2010


HADITS TENTANG PERSAUDARAAN DALAM ISLAM

A.    Pendahuluan

Latar Belakang
Pada zaman sekarang seiring dengan perkembangan teknologi persaudaraan antara sesama manusia semakin erat. Seolah tanpa batas kita berkomunikasi dengan teman atau saudara kita yang ada di luar daerah atau di luar negeri.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum Muslimin untuk menegakkan persaudaraan (ukhuwah). Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai hadits juga memerintahkan ummatnya untuk melakukan hal yang sama. Semangat persaudaraan di antara sesama Muslim hendaknya didasari karena Allah semata, karena ia akan menjadi barometer yang baik untuk mengukur baik-buruknya suatu hubungan[1].
Banyak sekali Hadis yang berhubungan dengan persaudaraan yang telah diriwayatkan oleh beberapa tokoh muslim kita diantaranya al Bukhory, Muslim, At Tirmidzi dan lain sebagainya.

Rumusan Masalah
Dari uraian di atas hal- hal yang dapat dijadikan rumusan masalah adalah :
  1. Apa sajakah Hadits- Hadits tentang persaudaraan?
  2. Bagaiamanakah riwayat hidup periwayat hadits tersebut?



B.     Pembahasan
Hadits Tentang Persaudaraan Riwayat al Bukhori
1.      Persaudaraan bagaikan satu badan
عن النعما ن بن بشير رضى الله عنهما قا ل : قا ل رسو ل الله صلى الله عليه وسلم :
تر ى المؤ منين فى تراحمهم وتوا دهم وتعا طفهم كمثل الجسد اذا اشتكى عضو تداعى
سا ئر جسده بالسهر و الحمى . (اخرجه البخارى : كتاب الأدب : – باب رحمة الناس والبهائم
Artinya : An-Nu’man bin Basyir berkata, Nabi SAW. Bersabda, ‘Anda akan melihat kaum mukminin dalam kasih sayang dan cinta-mencintai, pergaulan mereka bagaikan satu badan, jika satu anggotanya sakit, maka menjalarlah kepada lain-lain anggota lainnya sehingga badannya terasa panas dan tidak dapat tidur.” H.R. Bukhori[2]
2.      Persaudaraan memperpanjang usia dan rejeki
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya “Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim).[3]
3.      Larangan Memutuskan Silaturahmi
حَدِيثُ أَبُو أَيُّوبَ الأَنْصَارِيِّ / أَنَّ رَسُولُ صلى الله عليه وسلم قَالَ : لا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ / أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاثٍ / يَلْتَقِيَانِ فَيَصُدُّ هَذَا وَيَصُدُّ هَذَا / وَخَيْرُهُمَا الَّذِى يَبْدَأُ بِالسَّلامِ.
(اخرجه البخا ري فى : ۷۸- كتاب الأدب : ٦۲- باب الهجرة وقول رَسُولُ صلى الله عليه وسلم : لا يحل لِمُسْلِمٍ أن يهجر أخاه فوق ثلاث)
Artinya “Abu Ayyub Al-Anshari r.a berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak dihalalkan bagi seorang muslim memusuhi saudaranya lebih dari tiga hari sehingga jika bertemu saling berpaling muka, dan sebaik-baik keduanya adalah yang mendahului memberi salam.” (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari : (78) kitab “Tata Krama” (27) bab : “Hijrah dan ucapan Rasulullah SAW, tidak halal bagi seorang laki-laki menghindari saudaranya lebih tiga hari.” )[4]


Hadits Tentang Persaudaraan Riwayat Muslim
Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً . الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ . التَّقْوَى هَهُنَا -وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ - بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ [رواه مسلم]
Dari Abu Hurairah "Kamu sekalian, satu sama lain Janganlah saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Taqwa itu ada di sini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi muslim yang lain, demikian juga harta dan kehormatannya". HR. Muslim[5]

Hadits Tentang Persaudaraan Riwayat Abu Daud
Dua Muslim Berjabat Tangan
عن البراء قال قال رسول الله صلى اللهم عليه وسلم ما من مسلمين يلتقيان فيتصافحان إلا غفر لهما قبل أن يفترقا
Artinya “Setiap dua orang muslim bertemu dan berjabat tangan nescaya diampunkan dosa keduanya sebelum mereka berpisah” (Riwayat Abu Daud)[6]


Analisa Rijal
1.      An-Nu’man bin Basyir
Nu'man ibn Basyir merupakan seorang sahabat Nabi dari golongan Ansar yang lahir pada tahun 1 Hijriah. Ini bermakna beliau sebaya dengan Abdullah ibn Zubair. Kelahiran beliau bersama Abdullah gencar menyangkal fitnah kaum Yahudi Madinah sekaligus memberi dukungan moral kepada umat Islam ketika itu.Rasulullah S.A.W mengatakan bahwa kelak beliau akan mati syahid dalam satu pertempuran.
Selain sebaya, Nu'man merupakan teman rapat kepada Abdullah ibn Zubair. Bakat kepimpinan yang ada pada beliau menarik perhatian Abdullah lalu Nu'man dilantik sebagai Gabenor ketika wilayah Hijaz berada di bawah kekuasaan Abdullah ibn Zubair.Dalam mempertahankan wilayahnya, beliau terkorban dalam pertempuran menentang kerajaan Bani Ummaiyyah di bawah pemerintahan Marwan bin al-Hakam[7].
2.      Abu Ayyub al-Ansari
Abu Ayyub al-Ansari r.a (587 - 668) atau nama sebenarnya Khalid bin Zaid bin Kulaib dari Bani An-Najjar. Beliau mendapat penghormatan kerana Rasulullah s.a.w turun dari unta baginda di rumah beliau selepas baginda memasuki Madinah semasa baginda berhijrah ke sana dari Mekah.
Semasa Rasulullah s.a.w memasuki Madinah, setiap orang dari kalangan orang-orang Ansar bercita-cita supaya Rasulullah s.a.w turun dari unta baginda di rumah mereka. Mereka menghalang perjalanan unta Nabi s.a.w secara silih berganti supaya unta baginda menghala ke rumah mereka kemudian Nabi bersabda kepada mereka: (Biarkanlah ia pergi kerana ia telah diperintahkan). Lalu unta tersebut terus berjalan sehinggalah ia berhenti di halaman rumah Abu Ayyub Al-Ansari r.a.
Abu Ayyub terlalu gembira melihat keadaan tersebut lalu beliau terus mendapatkan Rasulullah s.a.w menyambut kedatangan baginda dengan perasaan terlalu gembira dan rasa sangat terharu sambil membawa barang-barang yang dibawa oleh Nabi s.a.w seolah-olah beliau membawa khazanah dunia kemudian terus masuk ke rumahnya.
Jasa dan sumbangan
Beliau terlibat dalam peperangan menentang kerajaan Rom Byzantine sejak mula perjuangan hinggalah ke zaman pemerintahan Muawiyah. Beliaulah yang diisyaratkan oleh baginda dalam hadisnya yang bermaksud:
"Seorang lelaki yang soleh akan syahid dan akan dikuburkan di bawah kubu kota Konstantinopel"
Turki Uthmaniyyah mengangkat beliau sebagai idola dalam usaha pembebasan kota Konstantinopel ketika zaman pemerintahan Sultan Muhammad al-Fatih.[8]
C.    Penutup
Kesimpulan
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hadits yang berbicara tentang persaudaraan ternyata ada banyak diantaranya yang berbicara tentang memutuskan silaturrahmi yang dilarang, bahwaw sesama muslim itu bersaudara, selain itu juga silaturraahmi dapat memperpanjang usia dan menambah rejeki. Periwayat hadist pada dasarnya adalah tokoh- tokoh Islam yang mulia dan berjasa dalam sejarah periwayatan hadits.
Saran
Semoga dengan adanya makalah ini bisa meningkatkan persaudaraan kita sebagai umat Islam


DAFTAR PUSTAKA

http://pastipanji.wordpress.com/2009/06/20/pesan-persaudaraan-dalam-hadits/
http://daffodilmuslimah.multiply.com/reviews/item/237
http://www.w4kg3ng.co.cc/2009/10/hadits-tentang-persaudaraan.html
http://halaqah.net/v10/index.php?topic=9819.0
http://ms.wikipedia.org/wiki/Numan_ibn_Basyir
http://ms.wikipedia.org/wiki/Abu_Ayyub_al-Ansari
kiflipaputungan.wordpress.com/2010/04/10/hadits-tentang-memelihara-persaudaraan/
program salafidb versi. 2.1



[1] http://pastipanji.wordpress.com/2009/06/20/pesan-persaudaraan-dalam-hadits/
[2]http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/04/10/hadits-tentang-memelihara-persaudaraan/
[3] http://daffodilmuslimah.multiply.com/reviews/item/237
[4] http://www.w4kg3ng.co.cc/2009/10/hadits-tentang-persaudaraan.html
[5] Hadits arba’in Imam Nawawi, Hadits di dapatkan penulis dari program salafidb v. 2.1
[6] http://halaqah.net/v10/index.php?topic=9819.0
[7] http://ms.wikipedia.org/wiki/Numan_ibn_Basyir
[8] http://ms.wikipedia.org/wiki/Abu_Ayyub_al-Ansari

IDENTITAS NASIONAL DAN GLOBALISASI



MAKALAH

IDENTITAS NASIONAL DAN GLOBALISASI


Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu: Setiadi Pamungkas, SH




Disusun oleh :
Untung Ali Romdon


UNIVERSITAS SULTAN FATAH
DEMAK
2009




 

 

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, wr.wb.
Puji Syukur kehadirat Allah Azza wa Jalla yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada kita. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad saw, keluarga, sahabat dan kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.
Semangat nasionalisme harus dimiliki oleh segenap bangsa Indionesia. Dengan adanya semangat itu kita akan bisa melawan segala hal yang mampu merusak generasi muda, baik itu dari dalam negeri sendiri maupun dari luar negeri. Kita harus cerdas dalam menyerap budaya asing yang masuk.
Dengan penuh kesadaran, kami memaklumi bahwa penyusunan makalah ini sangat jauh dari sempurna, sehingga sekiranya ada kritik dan saran yang membangun dari pembaca maupun dari teman-teman akademis lainnya sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah kami berikutnya.
Semoga dengan kehadiran makalah ini, sekiranya dapat berguna bagi pembaca dan para pendidik sehingga mengetahui bagaimana memberikan pengajaran yang utama bagi anak pada usia dini, sehingga pendidikan tersebut bisa menjadikan si anak menjadi individu yang qurani dan terbiasa kritis.
Teriring harapan kepada para pembaca dan untukmemberikan tegur-sapa dan kritik yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Wassalamu’alaikum, wr.wb.

Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.. 2
DAFTAR ISI. 3
BAB I     PENDAHULUAN.. 4
A.     Latar Belakang. 4
B.     Tujuan. 4
BAB II   PEMBAHASAN.. 5
A.     IDENTITAS NASIONAL.. 5
1.      Pengertian Identitas Nasional 5
2.      Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional 7
3.      Kebangsaan Indonesia. 7
B.     GLOBALISASI. 8
1.      Pengertian Globalisasi 8
2.      Hakikat Globalisasi 8
3.      Globalisasi di Dunia Pendidikan. 9
BAB III PENUTUP. 11
A.     Kesimpulan. 11
B.     Saran. 11
DAFTAR PUSTAKA.. 12



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Banyak orang berpendapat bahwa arus globalisasi tidak dapat di bendung lagi,hal ini karena kemajuan zaman yang sangat pesat sekali. Kemajuan teknologi informasi menjadikan jarak semakin tidak berarti. Dengan teknologi informasi kita bisa tahu segala hal yang terjadi di belahan dunia manapun.Akan tetapi hal  ini akan berdampak pada keberadaan identitas nasional suatu bangsa.
Identitas suatu bangsa akan tergerus seiring dengan globalisasi yang cenderung berdampak negatif, karena perbedaan-perbedaan yang sangat mendasak

B.     Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah, kita akan
mampu :
1.      Menganalisa Dimensi-Dimensi Identitas Nasional
2.      Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional
3.      Mengetahui Tentang Wawasan Kebangsaan
4.      Mengetahui Tentang Pengertian Globalisasi
5.      Mengetahui Tentang Hakikat Globalisasi
6.      Mengetahui Tentang Globalisasi Di Dunia Pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN

A.    IDENTITAS NASIONAL

1.      Pengertian Identitas Nasional

Identitas Nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas dan dengan ciri-ciri yang khas tersebut, maka suatu bangsa berbeda dengan satu bangsa yang lain.  Identitas nasional adalah sesuatu yang selalu berubah dan terbuka untuk diberi makna baru agar tetap sesuai dengan tuntutan zaman. Seperti kebiasaan warga indonesia yang menyebut bahwa negara kita adalah negara yang ramah tamah dan agamis, maka hal ini akan menjadi mitos belaka jika kenyataanya negara kita banyak yang melakukan tindakan yang anarkis, main hakim sendiri, korupsi, kriminalitas, dan lain-lain. Kita harus bisa mereflesikan diri, bersikap jujur, santun, menghormati hak-hak asasi manusia, toleransi dan lain-lain agar identitas nasional ini benar-benar ada.
Secara umum suatu bangsa memiliki dimensi kekhasan yang berbeda-beda tentang identitas nasional, diantaranya :
1.      Pola pikir, adalah gambaran pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari
2.      Lambang-lambang, adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi negara
3.      Alat-alat perlengkapan, adalah sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang berupa bangunan, peralatan dan teknologi.
4.      Tujuan yang ingin dicapai, identitas yang bersumber dari tujuan ini bersifat dinamis dan tidak tetap.
Indonesia merupakan negara kepulauan, oleh karena itu banyak sekali perbedaan-perbedaaan yang timbul.  Perbedaan-perbedaan tersebut tentunya mampu melahirkan kebudayaan baru yang mungkin bisa saling melengkapi antara daerah yang satu dengan daerah yang lain.  Dalam kehidupan modern yang lebih internasional, kebudayaan antara barat dan timur sangat jauh berbeda. Orang barat cenderung lebih mementingkan jasmani, sedangkan orang timur lebih mementingkan rohani. Dengan demikian, di dunia timbul materialisme sehingga lahir intelektualisme dan pengetahuan yang nyata karena orang terpaksa menyempurnakan akal.  Dalam susunan yang mementingkan keselamatan tubuh jasmani itu tumbuh dengan sendirinya individualisme : orang yang mengutamakan diri sendiri.
Kebudayaan barat berkembang atas dasar materialisme, intelektualisme, dan individualisme. Ekonominya bertambah luas me-lahirkan industri, perdagangan, imperiaalisme modern.
Pengetahuannya kian hari kian maju dan individualisme menimbulkan persaingan yang tidak terbatas dalam wilayah ekonomi dan sosial.
Di Dunia Timur, Materialisme, Intelektualisme, dan Indivi-dualisme boleh dikatakan tapi tidak seberapa perlu.  Di dunia timur, orang lebih mementingkan kehidupan rohani, akalnya dipakai untuk mempersatukan diri dengan alam. 

2.      Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional

Indonesia adalah bangsa yang majemuk, hal ini dapat dilihat dari berbagai sisi yaitu:
1.      Sejarah
2.      Kebudayaan
3.      Suku bangsa
4.      Agama
5.      Bahasa

3.      Kebangsaan Indonesia

Bangsa yang besar adalah bangsa yang hidup dengan kelenturan budayanya untuk mengadaptasi unsur-unsur luar yang dianggap baik dan dapat memperkaya nilai-nilai lokal. Kita harus cerdas dan bijaksana dalam mengambil hal-hal yang masuk tersebut. Tumbuhnya masyarakat dan kebudayaan indonesia yang sejati sesungguhnya digerakkan oleh semangat ke-Indonesiaan.
Pancasila merupakan pencapaian demokrasi penting yang dihasilkan oleh pendiri bangsa (Founding Father) Indonesia. Pancasila tidak lain merupakan sebuah konsensus nasional bangsa indonesia yang majemuk.

B.     GLOBALISASI

1.      Pengertian Globalisasi

Globalisasi adalah suatu perubahan sosial dalam bentuk semakin bertambahnya keterkaitan antara masyarakat dengan faktor-faktor yang terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi modern.
Menurut Sugeng Bagio dan Darmawan Tri wibowo, bahwa globalisasi sering diidentikan dengan :
1.             Internasionalisasi, yaitu hubungan antar negara, meluasnya arus perdagangan dan penanaman modal.
2.             Liberalisasi, yaitu pencabutan pembatasan-pembatasan pemerintah untuk membuka ekonomi tanpa pagar.
3.              Universalisasi, yaitu ragam hidup diseluruh pelosok negeri (makanan/ kendaraan)
4.             Westernisasi, yaitu ragam hidup model bidaya barat
5.             de-teritorialisasi, yaitu perubahan-perubahan geografi sehingga ruang sosial dalam perbatasan, tempat, dan distance menjadi berubah.

2.      Hakikat Globalisasi

Memahami globalisasi adalah suatu kebutuhan mengingat majemuknya fenomena tersebut. Memang globalisasi sebagian besar membawa ke arah pertumbuhan ekonomi yang lebih maju, namun di sisi lain juga membawa masalah baru yakni kesenjangan sosial.
Menurut B. Herry Priyono, ada tiga lapis definisi globalisasi, yakni
1.      Globalisasi sebagai transformasi spasial-temporal kehidupan
2.      Globalisasi sebagai transformasi lingkup cara pandang
3.      Globalisasi sebagai transformasi modus tindakan dan praktik
Lebih lanjut dikemukakan oleh Tilaar, bahwa pada dasarnya proses globalisasi menampakkan wajahnya dalam 1. Keterkaitan seluruh masyarakat, 2. Perusahaan-perusahaan nasional berperan dalam ekonomi nasional, 3. Integrasi ekonomi internasional dalam produksi global, 4. Sistem media trans-nasional yang membentuk kampung global, 5. Turisme global dan imperialisme media, 6. Konsumerisme dan budaya global.

3.      Globalisasi di Dunia Pendidikan

Globalisasi dalam dunia pendidikan lebih menitikberatkan adanya doktrin-doktrin pendidikan yang ditanamkan pada media pendidikan agar imperialisme pendidikan barat lebih meluas, sedangkan realitas global yang berkembang sekarang ini adalah pendidikan itu sendiri. Dikatakan pendidikan karena globalisasi telah membawa doktrin yang membentuk masyarakat, peserta didik, dan juga pengajar tidak luput dari doktrin secara global. Yang menjadi perhatian dalam bagian ini adalah tentang realitas globalisasi dan bagaimana respon dunia pendidikan kita terhadapnya.
Tugas pendidikan adalah membawa generasi ini mampu merengkuh sedemikian dekat agar manusia tidak tercerabut dari kemampuannya dalam menghadapai kontrakdiksi alam lalu mengalami perubahan. Jadi sebagai pengajar maupun instansi pendidikan harus mampu menjabarkan dan memberikan pengertian secara menyeluruh tentang globalisasi dan dampaknya dalam dunia pendidikan sehingga peserta didik mampu menangkap tidak hanya dalam segi positifnya juga dampak buruk yang ditimbulkannya.
Pendidikan adalah ajang pertarungan ideologis. Bagaimana bukan pertarungan jika pada kenyataannya apa yang menjaditujuan pendidikan saat ini berbenturan dengan kepentingan yang lain.lembaga pendidikan adalah wilayah dimana kesadaran diperebutkan oleh kepentingan : kepentingan untuk membebaskan manusia (peserta didik) denga kesadaran dan dorongan untuk terlibat aktif dalam aktivitas yang mengarah pada kemanusiaan, dengan kepentingan untuk menjadikan peserta didik hanya sebagai obyek dalam pembangunan budaya yang menguntungkan kekuasaan yang menindas kemanusian.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Identitas nasional pada hakekatnya merupaka manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tersebut maka suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.

B.     Saran

Dari penyusunan makalah ini, dapat kami sarankan :
1.      Dalam dunia pendidikan perlu adanya filter yang menyaring globalisasi sehingga identiutas nasional tidak luntur dengan pengaruh global.
2.      Dalam setiap tindakan, hendaknya kita sebagai pemuda harus selalu ingat dan tidak cenderung mengagung-agungkan kebudayaan barat.
3.      Globalisasi adalah modern, akan tetapi dalam pelaksanaannya kita jangan samapai lupa pada jiwa dan semangat nasionalisme bangsa kita sendiri.
4.      Perlu adanya pengajaran khusus yang ditanamkan dalam dunia pendidikan dinegara kita.
5.      Hendaknya globalisasi kita terima dengan tangan terbuka.




DAFTAR PUSTAKA


(Buku pegangan PKN) Hidayat, Komaruddin, Prof.DR.,Azra, Azumardi, Prof.DR.MA., Demokrasi Hak Asasi manusia,dan masyarakat madani.

Mihardja, Achdiat K, 1998. Polemik Kebudayaan. Jakarta : Balai Pustaka

Soyomukti, Nurani. 2008. Pendidikan Berperspektif Globalisasi. Jogjakarta : Ar -Ruzz Media Group.

Newer Posts Older Posts Home